√ 7 Cara Budidaya Jahe Terlengkap – Hai para budidayawan kembali lagi dalam artikel carabudidaya.co.id. Kali ini kita akan membahas mengenai Cara Budidaya Jahe.
Ada yang sudah mengetahui bagaimana cara menanam jahe agar menghasilkan buah yang berkualitas? Mari simak yuk dalam penjelasannya dibawah ini ya.
Mengenal Jahe
Jahe atau nama ilmiahnya Zingiber officinale yakni salah satu tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya yang berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas juga dapat disebabkan senyawa keton bernama zingeron.
Jahe ini termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe ini diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi dan dari Bahasa Sanskerta, singaberi.
Rasa dominan pada jahe yakni pedas, rasa pedas tersebut dapat dihasilkan oleh sebuah senyawa keton yang disebut sebagai zingeron.
Jenis – Jenis Jahe
1. Jahe Gajah atau Jahe Badak
Merupakan salah satu jenis jahe yang paling disukai di pasaran internasional. Bentuknya besar gemuk dan memiliki rasa yang tidak terlalu pedas. Daging rimpang bisa berwarna kuning hingga putih.
2. Jahe Kuning
Merupakan salahsatu jenis jahe yang banyak dipakai sebagai bumbu masakan, terutama untuk konsumsi lokal. Rasa dan aromanya yang cukup tajam. Ukuran rimpangnya ini sedang dengan warna kuning.
3. Jahe Merah
Jahe jenis ini juga memiliki kandungan minyak atsiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga sangat cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamu. Ukuran rimpangnya yang paling kecil dengan kulit warna merah, serat lebih besar dibanding jahe biasa.
Manfaat Jahe
- Mengatasi mual dan muntah.
- Menyehatakan sistem pencernaan.
- Menyehatkan otak.
- Menyembuhkan migran.
- Melindungi dari sinar UV.
- Mengontrol kadar gula darah.
- Menjaga kesehatan tekanan darah.
- Berkhasiat untuk osteoarthritis.
- Mengurangi nyeri otot.Mendukung kesehatan kardiovaskular.
- Mengurangi peradangan.
- Mencegah kanker usus.
- Menyembuhkan alergi.
- Menguatkan sistem kekebalan tubuh.
- Melegakan tenggorokan.
- Membakar timbunan lemak.
- Menghaluskan kulit dan mencegah penuaan.
- Mencegah timbulnya jerawat.
- Dapat mengatasi masalah kulit berminyak.
- Dapat menghilangkan komedo.
Syarat Tumbuh Jahe
Jahe ini dapat tumbuh baik di daerah tropis dan daerah subtropis dengan ketinggian berkisar antara 0-2.000 m dpl dengan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun.
Suhu udara yang sangat baik untuk budidaya tanaman jahe berkisar antara 20°C-35°C. Tanaman jahe yang paling cocok ditanam pada tanah yg subur, gembur dan juga banyak mengandung humus dengan pH sekitar 4,3 – 7,4.
Cara Menanam Jahe
1. Pilih Bibit Jahe Berkualitas
- Bibit diambil langsung dari kebun (bukan membeli dari pasar).
- Bibit termasuk tanaman yang sudah tua (berumur 9-10 bulan).
- Selain itu bibit dipilih dari tanaman yang sehat dan memiliki kulit yang rusak atau lecet.
2. Penyemaian Bibit Jahe
- Anda juga bisa menggunakan peti kayu ataupun menggunakan tempat lain seperti ember yang besar.
- Setelah anda sudah menentukan tempat penyemaian yang cocok, tahap selanjutnya ialah sebuah proses penjemuran rempang jahe yang sudah anda pilih tadi juga harus dipastikan dalam proses penjemuran jangan sampai kering dan dibolak-balek.
- Setelah itu dijemur pastikan setiap rempang memiliki 2-3 bakal tunas jahe, lalu celupkan kedalam air yang mengandung fungisida selama kurang lebih 1 menit.
- Tahap berikutnya adalah penyiapan media semai berupa jerami setebal 10 cm rata lalu masukan rempang bibit jahe delam tempat penyemaian yang anda pilih.
- Selanjutnya taburkan abu gosok diatas jerami yang sudah ditanam rimpang jahe lalu tunggu selama 2-4 minggu.
3. Pengelolahan Media Tanam Jahe
- Persiapan Lahan
Perhatikan tingkat keasaman tanah, apabila tingkat keasaman tanah tidak sesuai maka harus ditambah atau dikurangi keasaman dengan kapur.
- Pembukaan Lahan
Bajak terlebih dahulu tanah yang ingin dijadikan lahan penanaman, tanah di bajak kurang lebih 30 cm untuk mendapatkan tanah yang gembur. setelah itu biarkan lahan selama 2-4 minggu.
Apabila cara pertama diarasa belum cukup untuk menggemburkan tanah, anda bisa melakukan tahap kedua, yaitu sekitar 2-3 minggu sebelum penanaman beri terlebih dahulu pupuk kandang dengan takaran sekitar 1.500-2.500 kg.
- Pembentukan Bedengan
Untuk tanah yang memiliki kondisi air yang sangat buruk sekaligus untuk dapat menghindari genangan air, sebaiknya tanah dikelola menjadi bedengan dengan ukuran sekitar 20-30 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan panjang menyesuaikan kondisi lahan.
- Pengapuran
Pengapura berfungsi menambah unsur kalium yang sangat diperlukan tanaman untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu.
- Derajat keasaman < 4 (paling asam).
- Derajat keasaman 5 (asam).
- Derajat keasaman 6 (agak asam).
4. Penanaman Bibit Jahe
Setelah lahan dan bibit siap, dapat lakukan penanaman dengan cara meletakkan bibit rimpang secara rebah ke dalam sebuah lubang tanam yang sudah disiapkan. Penanaman jahe ini sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan sekitar bulan September dan Oktober.
Hal ini juga dikarenakan tanaman jahe yang baru saja ditanam diharapkan akan selalu memiliki air yang cukup untuk dapat melakukan proses pertumbuhannya sendiri.
5. Pemeliharaan dan Perawatan Tanaman Jahe
- Penyulaman
Pada usia sekitar 2-3 minggu anda bisa melakukan proses penyulaman dengan memilih tanaman jahe yang mati dan diganti dengan tanaman jahe yang baru pastikan tanaman jahe pengganti sehat dan berkualitas.
Selain itu pada proses penyulaman dilakukan pada tanaman yang berusia sekitar 2-3 minggu agar proses pertumbuhannya juga tidak tertinggal dengan tanaman jahe yang lainnya.
- Penyiangan
Tahap perawatan tanaman jahe berikutnya adalah penyianga yang dilakukan 2-4 minggu sekali dan dilanjutkan 3-6 munggi sekali namun setelah tanaman jahe berumur 7 bulan proses penyiangan lebih baik dihentikan.
- Pembubunan
Tanaman jahe dapat tumbuh secara maksimal jika tanah dapat mengalirkan air dan udara secara lancar, selain itu tujuan dari pembubunan agar tanaman jahe yang muncul kepermukaan dapat ditimbun kembali menggunakan tanah.
- Pemupukan
Pada proses pemupukan anda bisa menggunakan jenis pupuk kandang atau pun kimia, jika anda memilih pupuk kandang maka proses pemupukan akan lebih banyak dibandingkan dengan petani yang menggunakan pupuk kimia.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit Jahe
- Penyakit utama pada jahe adalah rimpang busuk yang disebabkan oleh serangan bakteri layu (Ralstonia solanacearum).
- Penggunaan produk NASA dalam bentuk pupuk Natural Glio + yang telah terbukti mengurangi serangan hama layu pada tanaman jahe.
- Hama yang signifikan adalah rimpang coeruleifron dari Mimergralla (Diptera, Micropezidae) dan Eumerus figurans (Diptera, Syrpidae), kutu pelindung (Aspidiella hartii) yang menyerang rimpang mulai dari perkebunan dan menyebabkan munculnya rimpang buruk mulai dari perkebunan dan menyebabkan cendawan (Phyllosticta sp.).
- Serangan penyakit tersebut ketika terjadi pada suatu tanaman muda (sebelum 6 bulan) akan mengakibatkan penurunan suatu produksi yang signifikan. Tindakan dalam mencegah perluasan penyakit ini dengan menyemprotkan fungisida dengan segera setelah serangan (diulang seminggu sekali), sanitasi tanaman sakit, inspeksi rutin.
- Hama dapat ditekan dengan perlakuan tanah yang baik, yaitu dengan menggunakan pupuk makro + mikro seimbang. Dengan penggunaan pupuk nasa organik dalam bentuk Poc Nasa + Super Nasa + Hormonic dengan mencampurkan 5% pupuk kimia yang digunakan petani.
- Dan penggunaan pestisida organik NASA dalam bentuk Pestona, Natural Glio, BVR dll., Telah terbukti bagi petani jahe untuk dapat mengurangi jumlah serangan hama pada tanaman jahe mereka.
7. Panen dan Pasca Panen Jahe
Panen untuk konsumsi dimulai pada umur 6 sampai 10 bulan. Namun, rimpang untuk benih dipanen pada 10-12 bulan.
Cara panen dilakukan dengan membongkar seluruh rimpang menggunakan garpu, cangkul, tanah kemudian dibersihkapada n terpasang.
Dengan cara menggunakan tinggi varietas unggul jahe yang putih besar (Cimanggu-1) dihasilkan rata-rata sekitar 27 ton jahe segar, calon varietas jahe putih kecil (JPK 3, JPK 6) dengan cara budidaya yang sudah direkomendasikan, dihasilkan rata-rata sekitar 16 ton/rimpang segar ha dengan kandungan minyak esensial sekitar 1,7 – 3,8%, kadar oleoresin dari 2,39 – 8,87%.
Sementara pada jahe merah sekitar 22 ton/ha dengan kandungan minyak esensial 3,2-3,6%, kadar oleoresin dari 5,86-6,36%.
Kualitas rimpang dari varietas Cimanggu-1 dan calon varietas jahe putih kecil dan jahe merah, memenuhi standar Materia Medika Indonesia (MMI).
Demikianlah penjelasan terlengkap mengenai √ 7 Cara Budidaya Jahe Terlengkap. Semoga bermanfaat dan juga dapat menambah ilmu pengetahuan akan cara membudidayakannya. Terima Kasih.
Baca Juga Artikel :
[irp]
[irp]
[irp]
[irp]